Berprestasi Di Bidang Akademik Dan Tahfizh, Kenapa Tidak?

Segala puja dan puji syukur senantiasa kita curahkan kepada Rabbul Alamin, shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Sebelum masuk ke pokok materi, terlebih dahulu kita mencari tahu apa itu prestasi. Tentunya kata prestasi ini sudah tidak asing lagi di telinga kita semua. Menurut KBBI, prestasi adalah hasil usaha yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Prestasi dapat diraih oleh siapapun dan dimanapun, tinggal kita yang memilih, apakah ingin meraihnya atau tidak.
Villa Tahfizh Himmatul Qur’an Malino memadukan antara menghafal Al-Qur’an dengan akademik, baik itu yang bersifat diniyah (agama) maupun umum. Persaingan pun bukan merupakan hal yang baru dalam meraih prestasi. Ada yang meraih prestasi di bidang akademik, ada yang meraih prestasi di bidang tahfizh, bahkan ada yang meraih keduanya secara bersamaan.
Untuk meraih prestasi di kedua bidang tersebut bukanlah hal yang mustahil, ada beberapa tips agar kita dapat meraih keduanya sekaligus, yaitu:
Perbaiki Mindset
Yang pertama yang harus kita lakukan adalah memperbaiki mindset atau pola pikir. Kita harus berpikir bahwa meraih prestasi di bidang akademik dan tahfizh bukanlah hal yang mustahil. Semakin positif yang kita pikirkan, maka hasil yang akan kita capaipun akan positif.
Tetapkan Tujuan Dan Target Pekanan
“Aku akan meraih prestasi dalam bidang akademik dan bidang tahfizh”, merupakan salah satu wujud tujuan. Menetapkan tujuan itu penting. Kita harus menetapkan tujuan kita agar kita dapat fokus pada hal tersebut. Kalau kita tidak memiliki tujuan, maka kita akan berjalan tanpa arah.
Setelah menentukan tujuan, selanjutnya kita membuat target pekanan yang selalu kita evaluasi agar kita mengetahui seberapa jauh kita telah berkembang daripada sebelumnya. Membuat target tidak perlu dimulai dengan melakukan hal besar, kita bisa memulainya dengan hal yang kecil. Tidak mengapa kecil, yang intinya adalah dilakukan terus menerus.
Semangat Yang Membara
Semangat tentu harus kita sertakan dalam mencapai tujuan kita. Semangat inilah yang nantinya akan terus mendorong kita meski kita sedang malas melakukannnya. Carilah apa yang membuat kita bersemangat untuk melakukannya, seperti mengingat Kembali apa alasan kita berusaha.
Manajemen Waktu Yang Baik
Setiap orang memiliki waktu yang sama yang diberikan oleh sang Khaliq, yakni 24 jam dalam sehari. Kita harus pandai dalam mengelola waktu, terutama jika kita ingin mencapai sesuatu yang besar. Setiap pencapaian pasti membutuhkan pengorbanan, sehingga kita harus mengorbankan waktu kita untuk meraih prestasi.
Memaksimalkan waktu salah satu contohnya. Mau itu memaksimalkan waktu pada saat halaqah ataupun saat pembelajaran di kelas. Pada saat halaqah kita fokus untuk menghafal Al-qur’an, dan saat pembelajaran di kelas kita memperhatikan penjelasan guru. kita juga harus memperhatikan adab kita kepada guru, karena hal tersebut berpengaruh kepada keberkahan ilmu.
Waktu juga merupakan perkara yang paling sering dilalaikan oleh manusia, sebagaimana sabda beliau ﷺ:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu dengannya, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412)
Lingkungan yang produktif
Berteman dengan orang yang bersemangat dalam belajar dan menghafal dapat membuat kita lebih termotivasi. Begitupun sebaliknya, jika kita berteman dengan orang suka bermalas-malasan dan menunda waktu, maka kitapun akan ikut malas. Sehingga perhatikanlah dengan siapa engkau berteman. Hal ini selaras dengan sabda beliau ﷺ:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Artinya: “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Meskipun kita menghadapi rintangan yang sangat berat, akan tetapi dengan adanya teman yang baik, yang mendukung kita, maka rintangan tersebut akan menjadi ringan.
Berdoa Kepada Allah Ta’ala
Semua yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak Allah subhanahu wata’ala sehingga segala sesuatu akan menjadi sia-sia jika Allah subhanahu wata’ala tidak menghendakinya. Lagi pula, jika kita berdo’a niscaya allah subhanahu wata’ala akan mengabulkannya, sebagaimana firmannya:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (Qs. Al-Baqarah: 186)
Kesimpulan
Berprestasi di bidang akademik dan tahfizh bukanlah hal yang mustahil. Dengan tekad yang kuat, manajemen waktu yang baik, serta lingkungan yang mendukung, maka keduanya bisa dicapai bersamaan. Oleh karena itu, mari kita jadikan ini sebagai motivasi untuk terus berusaha dan berkarya.
Rekomendasi :

Pembatal-Pembatal Shalat
Ditulis oleh Muh. Rafay Maher Rohail pada 2025-05-10
Alhamdulillah kembali lagi kita memuji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala dialah satu-satunya tuhan yang patut kita sembah. Dialah tuan dari semua raja-raja dimuka bumi ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallahu alahi wasallam, dialah nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju terangnya zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Banyak umat muslim didunia ini yang masih kurang pemahamannya tentang apa-apa saja pembatal-pembatal shalat itu, tidak mengatahui apa-apa saja pembatalnya. Karena sahnya shalat itu sangat penting dalam kehidupan kita, bisa jadi shalat kita tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Sebab ketidak tahunya pembatal-pembatalnya, maka dari itu mari kita bahas apa-apa saja pembatal tersebut?
1. Apa saja yang membatalkan thaharah itu membatalkan sholat. Karena thaharah merupakan syarat sah sholat.
2. Tertawa dengan suara, yang dimaksud di sini tertawa terbahak-bahak, karena merupakan kesepakatan para ulama.
3. Berbicara dengan sengaja untuk selain masalah-masalah shalat,
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ ٢٣٨
Artinya:
“Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā. Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.”
4. Lewatnya wanita dewasa atau anjing hitam dan keledai ditempat area sujud, Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَإِنَّهُ يَسْتُرُهُ إِذَا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِنَّهُ يَقْطَعُ صَلَاتَهُ الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ قُلْتُ يَا أَبَا ذَرٍّ مَا بَالُ الْكَلْبِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَحْمَرِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَصْفَرِ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ. (رواه مسلم)
Artinya:
Dari Abu Dzarr dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian hendak shalat, sebaiknya kamu membuat sutrah (penghalang) di hadapannya yang berbentuk seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, apabila di hadapannya tidak ada sutrah seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, maka shalatnya akan terputus oleh keledai, wanita, dan anjing hitam.’ Aku bertanya, ‘Wahai Abu Dzarr, apa perbedaan anjing hitam dari anjing merah dan kuning? Dia menjawab, ‘Aku pernah pula menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. sebagaimana kamu menanyakannya kepadaku, maka jawab beliau, ‘Anjing hitam itu setan‘.” (HR. Muslim)
5. Membuka aurat secara sengaja, karena menutup urat merupakan syarat sah shalat.
6. Membelakangi kiblat, karena membelakangi kiblat merupkan syarat sah shalat juga
7.Adanya Najis pada diri orang yang sholat, sementara itu dia mengetahuinya tapi dia tidak langsung membersihkannya.
8. Meninggalkan dengan sengaja rukun-rukun shalat atau salah satu syaratnya ( tanpa udzur )
9. Banyak melakukan gerakan yang bukan termasuk gerakan shalat tanpa udzur atau dalam keadaan darurat, seperti makan dan minum dengan sengaja.
10. Bersandar tanpa udzur yang syar’I, karena berdiri dalam sholat merupakan rukun sholat yang utama ( kecuali orang yang sakit karena dia memiliki udzur )
11. Menambah gerakan-gerakan yang sengaja dalam shalat seperti ruku dan sujud, karena yang demikian dapat merusak rukun shalat dan merupakan perbuatan yang bid’ah berdasarkan ijma’.
12. Tertib dan tidak membolak-balikan rukun-rukun sholat.
13. Salam sebelum waktunya dengan sengaja.
14. Mengubah makna dengan bacaan yang berbeda, yakni mengubah surah al-Fatihah karena dia merupakan rukun sholat.
Kesimpulan:
Shalat harus dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Banyak hal yang bisa membatalkan shalat, seperti hilangnya wudhu, tertawa, berbicara sengaja, membuka aurat, membelakangi kiblat, ada najis, gerakan berlebihan, dan mengubah bacaan. Memahami pembatal sholat penting agar ibadah diterima Allah.
Semoga dengan artikel ini ibadah shalat kita semakin sempurna untuk diterima Allah subhana wata’ala dan pahalanya dilipatgandakan. Amin.