Potret Semangat Para Salaf Dalam Menyambut Ramadhan

بِسمِ اللهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيمِ
Alhamdulillahi rabbil alamin. Segala puji hanya milik Allah subhanahu wataala yang telah memberikan hambanya sangat banyak kenikmatan, mulai dari nikmat kesehatan hingga nikmat kesempatan, mulai dari nikmat iman hingga nikmat islam. Shalawat serta salam tak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabiyullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang telah mengeluarkan umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.
Keutamaan Ramadhan
Sebagaimana kita ketahui, dalam waktu dekat ini kita akan kedatangan tamu yang sangat istimewa. Terkhusus bagi kaum muslimin, mereka menyambutnya dengan kegembiraan dan meninggalkannya dengan kesedihan. Ya, tidak lain tamu istimewa yang dimaksud tersebut adalah bulan suci ramadhan. Bulan suci ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa bagi kaum muslimin.
Bulan suci ramadhan memiliki banyak keutamaan, diantaranya yaitu:
1. Pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup serta para setan dibelenggu.
2. Terdapat malam Lailatul Qadr yang lebih baik daripada 1000 bulan.
3. Bulan diturunkannya Al-Quran.
4. Dan masih banyak lagi.
Oleh sebab itu, sudah seharusnya kita mempersiapkan diri kita untuk memasuki bulan ramadhan agar kita dapat merasakan nikmatnya beribadah pada bulan ramadhan.
Dan di antara cara untuk merasakan nikmatnya beribadah pada bulan ramadhan adalah dengan mencontohi bagaimana semangat para ulama terdahulu ketika memasuki bulan ramadhan. Oleh karena itu, pada artikel kali ini kita akan membahas seperti apa, sih, semangat para ulama terdahulu.
Semangat Para Salaf Menyambut Ramadhan
Berikut ini adalah potret-potret semangat para ulama terdahulu dalam memasuki bulan ramadhan:
1. Imam malik: nama asli beliau adalah Mālik ibn Anas bin Malik bin 'Āmr al-Asbahi. Ketika beliau memasuki bulan ramadhan, beliau menutup majelis ilmunya hanya untuk membaca Al-Quran dengan mushaf.
2. Imam sufyan Ats-tsauri (Imam abdul razaq): Ketika memasuki bulan ramadhan, beliau meninggalkan semua amalan sunnah untuk fokus menghafal Al-Quran.
3. Imam al-Aswad bin yazid al-Nakha’i al-Kufi: Ketika memasuki bulan ramadhan, beliau mampu mengkhatamkan Al-Quran dua kali dalam semalam. Beliau tidak tidur kecuali di waktu antara maghrib dan isya, dan juga beliau shalat 600 rakaat sehari semalam pada bulan tersebut.
4. Qatadah bin Di’amah As-sadusi (muridnya Anas bin Malik): Beliau adalah seseorang yang tunanetra namun beliau adalah pakar hadits. Pada saat di luar bulan ramadhan beliau selalu khatam 1 kali sepekan, tapi saat memasuki bulan ramadhan beliau khatam 3 kali dalam sehari.
5. Imam Bukhari (Muhammad bin Ismail): Saat bulan ramadhan beliau khatam di siang hari 1 kali dan pada malamnya beliau melaksanakan qiyamul lail dengan membaca Al-Quran sehingga khatam 3 hari sekali.
6. Rabi bin Sulaiman (murid dari Imam Syafi’i): beliau menuturkan bahwasanya gurunya mengkhatam Al-Quran 60 kali dalam sebulan pada bulan ramadhan.
7. Imam Abu Hanifah (seorang Tabi’in): Beliau juga mengkhatamkan Al-Quran 60 kali dalam sebulan. Beliau juga seorang ahli ibadah. Beliau shalat subuh dengan wudhu shalat isyanyaselama 40 tahun. Dan beliau juga salah satu orang yang mampu mengkhatamkan Al-Quran dalam 2 rakaat shalat. 3 orang lainnya adalah Utsman bin Affan, Tamim Ad-Dari, dan Said bin Jubair.
8. Mansur bin Zadzan: Pada hari biasa beliau khatam sehari sekali, masuk bulan ramadhan beliau khatam antara shalat maghrib dan isya. Dengan catatan, shalat isyanya diakhirkan sampai seperempat malam.
9. Abul Abbas, Atha: Pada hari biasa beliau khatam sehari sekali, di bulan ramadhan beliau khatam 3 kali sehari.
10. Imam Mujahid (murid Ibnu Abbas): Beliau adalah seorang ahli tafsir Al-Quran mampu mengkhatamkan Al-Quran di antara maghrib dan isya.
11. Imam Al-Qozwini (ulama madzhab syafi’i): beliau menafsirkan Al-Quran setelah shalat tarawih hingga shalat shubuh. Setelah itu mengajar di Madrasah Nizhamiyah.
12. Imam Ali Khitab bin Muqallad: Beliau wafat tahun 629 H. Hidup di masa khalifah Al-Muntashir di baghdad. Khatam 90 kali di bulan suci ramadhan.
13. Imam Khatib Asy-Syarbini: Penulis kitab Mughni Al-muhtaj, bergegas i’tikaf di masjid Al-Azhar dengan membawa perbekalan yang cukup dari awal ramadhan hingga selesai shalat ied.
14. Imam waqi’ bin jarrah: Beliau khatam 1 kali ditambah 10 juz shalat dhuha 12 rakaat
15. Imam Ibnu Asakir, Abu Qasim: Beliau adalah penulis buku Tarikh Ad-Dimasyq. Saat memasuki bulan ramadhan beliau rutin shalat jamaah dan rajin tilawah Al-Quran, beliau khatam sehari sekali, dan i’tikaf di masjid al-manarah Asy-Syar’iyah.
16. Zabid bin Harits: Pada saat memasuki bulan ramadhan beliau mengumpulkan Al-Qurannya kemudian memanggil teman-temannya untuk mengaji bersama.
Dengan melihat contoh semangat para salaf terdahulu dalam memasuki bulan ramadhan, kita juga jadi bisa membangkitkan semangat jiwa kita untuk meniru semangat para salaf terdahulu. Dan kita juga bisa menjadi lebih khusyuk dalam beribadah pada bulan ramadhan.
Penutup
Semoga apa yang kami sampaikan pada artikel kali ini dapat membangkitkan semangat kita dalam beribadah maupun muamalah. Dan semoga Allah selalu meluruskan niat kita dalam melaksanakan suatu ibadah, agar pahala dan ampunan Allah dapat kita raih ketika kita keluar dari bulan suci ramadhan.
Aamiin yaa rabbal alamiin
Rekomendasi :

Pembatal-Pembatal Shalat
Ditulis oleh Muh. Rafay Maher Rohail pada 2025-05-10
Alhamdulillah kembali lagi kita memuji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala dialah satu-satunya tuhan yang patut kita sembah. Dialah tuan dari semua raja-raja dimuka bumi ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallahu alahi wasallam, dialah nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju terangnya zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Banyak umat muslim didunia ini yang masih kurang pemahamannya tentang apa-apa saja pembatal-pembatal shalat itu, tidak mengatahui apa-apa saja pembatalnya. Karena sahnya shalat itu sangat penting dalam kehidupan kita, bisa jadi shalat kita tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Sebab ketidak tahunya pembatal-pembatalnya, maka dari itu mari kita bahas apa-apa saja pembatal tersebut?
1. Apa saja yang membatalkan thaharah itu membatalkan sholat. Karena thaharah merupakan syarat sah sholat.
2. Tertawa dengan suara, yang dimaksud di sini tertawa terbahak-bahak, karena merupakan kesepakatan para ulama.
3. Berbicara dengan sengaja untuk selain masalah-masalah shalat,
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ ٢٣٨
Artinya:
“Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā. Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.”
4. Lewatnya wanita dewasa atau anjing hitam dan keledai ditempat area sujud, Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَإِنَّهُ يَسْتُرُهُ إِذَا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِنَّهُ يَقْطَعُ صَلَاتَهُ الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ قُلْتُ يَا أَبَا ذَرٍّ مَا بَالُ الْكَلْبِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَحْمَرِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَصْفَرِ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ. (رواه مسلم)
Artinya:
Dari Abu Dzarr dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian hendak shalat, sebaiknya kamu membuat sutrah (penghalang) di hadapannya yang berbentuk seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, apabila di hadapannya tidak ada sutrah seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, maka shalatnya akan terputus oleh keledai, wanita, dan anjing hitam.’ Aku bertanya, ‘Wahai Abu Dzarr, apa perbedaan anjing hitam dari anjing merah dan kuning? Dia menjawab, ‘Aku pernah pula menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. sebagaimana kamu menanyakannya kepadaku, maka jawab beliau, ‘Anjing hitam itu setan‘.” (HR. Muslim)
5. Membuka aurat secara sengaja, karena menutup urat merupakan syarat sah shalat.
6. Membelakangi kiblat, karena membelakangi kiblat merupkan syarat sah shalat juga
7.Adanya Najis pada diri orang yang sholat, sementara itu dia mengetahuinya tapi dia tidak langsung membersihkannya.
8. Meninggalkan dengan sengaja rukun-rukun shalat atau salah satu syaratnya ( tanpa udzur )
9. Banyak melakukan gerakan yang bukan termasuk gerakan shalat tanpa udzur atau dalam keadaan darurat, seperti makan dan minum dengan sengaja.
10. Bersandar tanpa udzur yang syar’I, karena berdiri dalam sholat merupakan rukun sholat yang utama ( kecuali orang yang sakit karena dia memiliki udzur )
11. Menambah gerakan-gerakan yang sengaja dalam shalat seperti ruku dan sujud, karena yang demikian dapat merusak rukun shalat dan merupakan perbuatan yang bid’ah berdasarkan ijma’.
12. Tertib dan tidak membolak-balikan rukun-rukun sholat.
13. Salam sebelum waktunya dengan sengaja.
14. Mengubah makna dengan bacaan yang berbeda, yakni mengubah surah al-Fatihah karena dia merupakan rukun sholat.
Kesimpulan:
Shalat harus dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Banyak hal yang bisa membatalkan shalat, seperti hilangnya wudhu, tertawa, berbicara sengaja, membuka aurat, membelakangi kiblat, ada najis, gerakan berlebihan, dan mengubah bacaan. Memahami pembatal sholat penting agar ibadah diterima Allah.
Semoga dengan artikel ini ibadah shalat kita semakin sempurna untuk diterima Allah subhana wata’ala dan pahalanya dilipatgandakan. Amin.