Keutamaan Di Bulan Ramadhan Dan Cara Menyiapkannya

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْد
Alhamdulillah, kembali lagi kita memuji Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan kita begitu banyak rahmat dan kenikmatan-Nya. Sehingga sampai hari ini kita masih bisa merasakan kenikmatan tersebut. Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada baginda nabi Muhammad shalllallahu alaihi wasallam, nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti saat ini yang kita rasakan.
Bulan Ramadhan sebentar lagi akan tiba, dan kita sebagai seorang muslim pasti harus mengetahui keutamaan bulan Ramadhan dan cara persiapannya agar Ramadhan kita kali ini dapat lebih baik lagi daripada Ramadhan sebelumnnya. Dan jika kita ingin untuk semangat di Ramadhan kali ini maka kita pasti harus tahu dulu apa-apa saja keutamaan yang ada di bulan Ramadhan dan cara menghadapinya.
Sebagaimana para ulama kita terdahulu yang teramat semangat dalam menjalankan ibadah di bulan yang penuh berkah ini yang bahkan sudah mempersiapkan dirinya enam bulan sebelum Ramadhan tiba. Seperti Imam syafi’ii, Imam Malik, Thalhah bin Ubaidillah, Dll.
Jadi, Yuk! Kita bahas apa-apa saja keutamaan bulan Ramadhan dan persiapan untuk menyambutnya!
1. Apapun Akan Dijadikannya Mulia
Seluruh makhluk Allah Subhanahu Wata’ala yang memiliki relasi dengan Al-Qur’an maka akan diangkat derajatnya seperti kota ditengah padang pasir yang gersang.
Makkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwarah hanya karena turunnya Al-Qur’an disana, maka jadilah ia mulia. Begitupula dengan turunnya Al-Qur’an untuk pertama kalinya di bulan Ramadhan, menjadikan bulan Ramadhan mulia diantara bula-bulan lain. Tidak luput kepada penghafal Al-Qur’an, Allah Azza Wajalla angkat derajat mereka setinggi-tingginya.
Maka Allah Subhanahu Wata’ala jadikan para penghafal Al-Qur’an sebagai ahlul Qur’an dan itu adalah sebaik-baik kasta. Maka marilah kita bersama-sama meraih gelar itu, dan bulan Ramadhan adalah jalan pintas terbaik untuk mencapainya.
Tunda sejenak rasa malas itu, paksakan hatimu jika mulai dilanda oleh kejenuhan, ini adalah bulan yang penuh dengan kelipat gandanya amal, maka jangan sia-siakan kesempatan berharga nan mulia ini.
2. Pintu Ampunan Terbuka Selebar-lebarnya
Di bulan Ramadhan juga, Allah Subhanahu Wata’ala akan membuka ampunannya kepada seluruh hambanya. Sebesar apapun dosa yang telah dilakukannya, maka perbanyaklah memohon ampunan. Karena Allah Subhanahu Wata’ala adalah Maha Pengampun. Ada sebuah pepatah Arab yang mengatakan:
“Jikalah dosa-dosamu seluas bentangan samudera
Maka, ampunan tuhanmu lebih luas dari cakrawala”
Satu tanda tidak diampuninya dosa adalah kembali melakukannya lagi pasca bulan Ramadhan. Padahal seharusnya di bulan yang mulia itu, kita banyak-banyak muhasabah diri. Yang kemudian menjadi ajang dalam memperbaiki diri-diri kita di hari berikutnya. Namun ketika Ramadhan telah usai berlabuh, diri kita kembali bermaksiat seolah tak terjadi apa-apa.
Inilah yang patutnya dihindari bagi seorang muslim, dan cara menghindarinya adalah dengan memperbanyak memohon ampunan dan juga jangan lupa untuk banyak-banyak muhasabah diri.
3. Alteratif Dalam Mencari Keridhaan
Dahulu, para ulama kita selalu merasa kurang jikalah ia hanya mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sehari. Maka mereka meluangkan waktunya untuk memperbanyak menghafalkan Al-Qur’a, diantara mereka ada yang sampai mengkhatamkan Al-Qur’an dua kali dalam sehari. Sedangkan kita hanya sekali seharipun tak mampu.
Kenapa hal ini dapat terjadi? Karena waktu-waktu mereka diiringi dengan keberkahan. Perbanyaklah memohon keberkahan dalam segala hal, bukan hanya dalam sahur dan berbuka. Tapi juga waktu yang kita akan luangkan untuk menunai pahala di sisi Allah Subhanahu Wata’ala
4. Allah Akan Membukakan Pintu-Pintu Surganya
Allah membuka pintu-pintu surganya kepada orang-orang yang bertakwa, dan amalannya akan dilipatgandakan, dan diantara pintu-pintu tersebut ada pintu yang bernama pintu Ar-Rayyan yakni pintu untuk orang-orang yang rajin berpuasa.
Puasa bukan hanya tentang melawan haus dan lapar, akan tetapi juga menahan hawa nafsu yang timbul di dalam diri kita, termasuk dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wata’ala, maka pandai-pandailah dalam menjaga diri di bulan yang mulia ini, dan ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah membersamai orang-orang yang bersabar.
5. Doa-Doa Menjadi Mustajab
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menjelaskan, bahwa ada 3 golongan yang do’anya mustajab;
1. Do’a pemimpin yang adil
2. Do’a orang yang dizhalimi
3. Do’a orang yang berpuasa
Lantas apa yang menyebakan kamu malas berdo’a? Perbanyaklah berdo’a kepada Allah Subhanahu Wata’ala akan keberkahan, pengampunan, dan kenikmatan dari-Nya. Niscaya Allah akan memperkenankan do’a itu. Dan jangan lupakan adab-adab dalam berdo’a yakni:
1. Memuji-muji Allah Subhanahu Wata’ala
2. Bershalawat kepada Nabiyullah
3. Bersungguh-sungguh
Ikut sertakan juga nama kedua orangtua kita agar diampuni dosa-nya, di-panjangkan umurnya, dan dilapang-kan rezekinya.
6. Ringan Tangan Dalam Bersedekah
Sedekah tidak kalah penting dalam beramal, karena perintah untuk berpuasa disandingkan dengan perintah untuk sedekah. Betapa banyak orang yang mati, meminta kapada Allah Subhanahu Wata’ala agar dihidupkan kembali agar mereka bersedekah. Lagi pula jikalau bukan di bulan Ramadhan, dimana lagi kita akan rajin bersedekah?
7. Menampung Malam Yang Lebih Baik Dari 1000 Bulan
Seperti yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya kami telah menurunkan al-qur’an pada malam lailatul qadar” (Q.S. Al-Qadr;1)
Sudah jelas Allah Subhanahu Wata’ala befirman bahwa Al-Qur’an diturunkan yang pertama kalinya pada malam lailatul qadr di surah yang sama Allah Subhanahu Wata’ala telah jelaskan:
“Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan” (Q.S. Al-Qadr: 3)
Dan seribu bulan itu setara dengan 83,4 tahun. Kalau misalkan kita shalat, maka pahala shalat itu setara dengan ia melakukan shalat itu selama 83,4 tahun.
Maka Maha Murah-lah Allah kepada hamba-hamba-Nya. Perbanyaklah ibadah di bulan Ramadhan ini. Karena kita tidak tahu, yang mana malam kemuliaan diantara sepuluh malam terakhir Ramadhan itu.
Penutup
Semoga apa yang kami sampaikan pada artikel kali ini dapat membangkitkan semangat kita dalam beribadah maupun muamalah. Dan semoga Allah selalu meluruskan niat kita dalam melaksanakan suatu ibadah, agar pahala dan ampunan Allah dapat kita raih ketika kita keluar dari bulan suci ramadhan.
Aamiin yaa rabbal 'aalamiin
Rekomendasi :

Pembatal-Pembatal Shalat
Ditulis oleh Muh. Rafay Maher Rohail pada 2025-05-10
Alhamdulillah kembali lagi kita memuji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala dialah satu-satunya tuhan yang patut kita sembah. Dialah tuan dari semua raja-raja dimuka bumi ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallahu alahi wasallam, dialah nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju terangnya zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Banyak umat muslim didunia ini yang masih kurang pemahamannya tentang apa-apa saja pembatal-pembatal shalat itu, tidak mengatahui apa-apa saja pembatalnya. Karena sahnya shalat itu sangat penting dalam kehidupan kita, bisa jadi shalat kita tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Sebab ketidak tahunya pembatal-pembatalnya, maka dari itu mari kita bahas apa-apa saja pembatal tersebut?
1. Apa saja yang membatalkan thaharah itu membatalkan sholat. Karena thaharah merupakan syarat sah sholat.
2. Tertawa dengan suara, yang dimaksud di sini tertawa terbahak-bahak, karena merupakan kesepakatan para ulama.
3. Berbicara dengan sengaja untuk selain masalah-masalah shalat,
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ ٢٣٨
Artinya:
“Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā. Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.”
4. Lewatnya wanita dewasa atau anjing hitam dan keledai ditempat area sujud, Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَإِنَّهُ يَسْتُرُهُ إِذَا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِنَّهُ يَقْطَعُ صَلَاتَهُ الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ قُلْتُ يَا أَبَا ذَرٍّ مَا بَالُ الْكَلْبِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَحْمَرِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَصْفَرِ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ. (رواه مسلم)
Artinya:
Dari Abu Dzarr dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian hendak shalat, sebaiknya kamu membuat sutrah (penghalang) di hadapannya yang berbentuk seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, apabila di hadapannya tidak ada sutrah seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, maka shalatnya akan terputus oleh keledai, wanita, dan anjing hitam.’ Aku bertanya, ‘Wahai Abu Dzarr, apa perbedaan anjing hitam dari anjing merah dan kuning? Dia menjawab, ‘Aku pernah pula menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. sebagaimana kamu menanyakannya kepadaku, maka jawab beliau, ‘Anjing hitam itu setan‘.” (HR. Muslim)
5. Membuka aurat secara sengaja, karena menutup urat merupakan syarat sah shalat.
6. Membelakangi kiblat, karena membelakangi kiblat merupkan syarat sah shalat juga
7.Adanya Najis pada diri orang yang sholat, sementara itu dia mengetahuinya tapi dia tidak langsung membersihkannya.
8. Meninggalkan dengan sengaja rukun-rukun shalat atau salah satu syaratnya ( tanpa udzur )
9. Banyak melakukan gerakan yang bukan termasuk gerakan shalat tanpa udzur atau dalam keadaan darurat, seperti makan dan minum dengan sengaja.
10. Bersandar tanpa udzur yang syar’I, karena berdiri dalam sholat merupakan rukun sholat yang utama ( kecuali orang yang sakit karena dia memiliki udzur )
11. Menambah gerakan-gerakan yang sengaja dalam shalat seperti ruku dan sujud, karena yang demikian dapat merusak rukun shalat dan merupakan perbuatan yang bid’ah berdasarkan ijma’.
12. Tertib dan tidak membolak-balikan rukun-rukun sholat.
13. Salam sebelum waktunya dengan sengaja.
14. Mengubah makna dengan bacaan yang berbeda, yakni mengubah surah al-Fatihah karena dia merupakan rukun sholat.
Kesimpulan:
Shalat harus dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Banyak hal yang bisa membatalkan shalat, seperti hilangnya wudhu, tertawa, berbicara sengaja, membuka aurat, membelakangi kiblat, ada najis, gerakan berlebihan, dan mengubah bacaan. Memahami pembatal sholat penting agar ibadah diterima Allah.
Semoga dengan artikel ini ibadah shalat kita semakin sempurna untuk diterima Allah subhana wata’ala dan pahalanya dilipatgandakan. Amin.