Tahajjud: Membangun Hubungan dengan Allah

Alhamdulillah kembali lagi kita memuji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala dialah satu-satunya tuhan yang patut kita sembah. Dialah tuan dari semua raja-raja dimuka bumi ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallahu alahi wasallam, dialah nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju terangnya zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Shalat Tahajjud adalah ibadah sunnah yang dilakukan di malam hari setelah tidur, sebagai bentuk pengabdian dan kedekatan diri kepada Allah. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Keutamaan Shalat Tahajjud
Mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat
عن جابر رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول: إنَّ في اللَّيْلِ لَسَاعَةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْألُ الله تَعَالَى خَيْرًا مِنْ أمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، إِلاَّ أعْطَاهُ إيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ. رواه مسلم
Artinya: “Dari Jabir, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya di waktu malam itu ada satu waktu yang tidak didapati oleh seorang Muslim, di mana jika ia meminta suatu kebaikan pada Allah, baik urusan dunia maupun akhirat, melainkan Allah akan mengabulkannya. Waktu tersebut ada di setiap malam’.” (HR Muslim)
Doa yang Diterima Allah
Waktu tahajjud merupakan salah satu waktu mustajab (waktu yang paling diterima) bagi doa. Dalam hadis lain disebutkan, "Pada setiap malam, Tuhan kami turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu berfirman: 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan; siapa yang memohon kepada-Ku, pasti Aku beri; siapa yang meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni.'" (HR. Bukhari dan Muslim).
Meningkatkan Keimanan
Shalat Tahajjud merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melalui kesendirian di malam hari, seseorang bisa merasakan kedekatannya dengan Tuhan tanpa gangguan.
Tata Cara Shalat Tahajjud
Shalat Tahajjud tidak memiliki jumlah raka’at yang tetap, namun biasanya dilakukan dengan minimal dua raka’at. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaannya:
Niat
Seperti shalat pada umumnya, Tahajjud dimulai dengan niat. Niat yang benar adalah kunci agar ibadah ini diterima. Contoh niat shalat tahajjud:
"Ushalli sunnat at-tahajjud rak'ataini lillahi ta'ala."
(Saya berniat shalat tahajjud dua rakaat karena Allah Ta'ala).
Waktu Pelaksanaan
Shalat Tahajjud dilaksanakan setelah tidur malam dan sebelum waktu Subuh. Waktu terbaik adalah sepertiga malam terakhir, yaitu sekitar pukul 03.00 hingga 04.30 pagi.
Jumlah Rakaat
Shalat Tahajjud bisa dilakukan dengan jumlah rakaat yang fleksibel, biasanya dua rakaat, empat rakaat, atau lebih, dengan dua rakaat salam setiap selesai dua rakaat.
Doa dan Istighfar
Setelah shalat, disarankan untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah, mengingat ini adalah waktu yang sangat mustajab untuk memohon pertolongan dan ampunan-Nya.
Tips Agar Bisa Konsisten Melaksanakan Tahajjud
Tidur Lebih Awal
Agar bisa bangun malam dengan lebih mudah, usahakan tidur lebih awal, sehingga tubuh punya waktu untuk beristirahat sebelum terbangun pada malam hari.
Membiasakan Diri
Mulailah dengan dua rakaat setiap malam, dan perlahan tingkatkan jumlah rakaatnya jika merasa mampu.
Berdoa Sebelum Tidur
Doa sebelum tidur bisa membantu memperkuat niat dan mempermudah kita bangun di tengah malam.
Kesimpulan
Shalat Tahajjud adalah ibadah sunnah yang sangat mulia dengan banyak keutamaan. Selain sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, shalat ini juga menjadi kesempatan untuk memohon ampunan dan berkah-Nya. Dengan niat yang tulus, siapa pun bisa memulai kebiasaan ini dan merasakan manfaatnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Rekomendasi :

Pembatal-Pembatal Shalat
Ditulis oleh Muh. Rafay Maher Rohail pada 2025-05-10
Alhamdulillah kembali lagi kita memuji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala dialah satu-satunya tuhan yang patut kita sembah. Dialah tuan dari semua raja-raja dimuka bumi ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallahu alahi wasallam, dialah nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju terangnya zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Banyak umat muslim didunia ini yang masih kurang pemahamannya tentang apa-apa saja pembatal-pembatal shalat itu, tidak mengatahui apa-apa saja pembatalnya. Karena sahnya shalat itu sangat penting dalam kehidupan kita, bisa jadi shalat kita tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Sebab ketidak tahunya pembatal-pembatalnya, maka dari itu mari kita bahas apa-apa saja pembatal tersebut?
1. Apa saja yang membatalkan thaharah itu membatalkan sholat. Karena thaharah merupakan syarat sah sholat.
2. Tertawa dengan suara, yang dimaksud di sini tertawa terbahak-bahak, karena merupakan kesepakatan para ulama.
3. Berbicara dengan sengaja untuk selain masalah-masalah shalat,
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ ٢٣٨
Artinya:
“Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā. Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.”
4. Lewatnya wanita dewasa atau anjing hitam dan keledai ditempat area sujud, Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَإِنَّهُ يَسْتُرُهُ إِذَا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِنَّهُ يَقْطَعُ صَلَاتَهُ الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ قُلْتُ يَا أَبَا ذَرٍّ مَا بَالُ الْكَلْبِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَحْمَرِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَصْفَرِ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ. (رواه مسلم)
Artinya:
Dari Abu Dzarr dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian hendak shalat, sebaiknya kamu membuat sutrah (penghalang) di hadapannya yang berbentuk seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, apabila di hadapannya tidak ada sutrah seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, maka shalatnya akan terputus oleh keledai, wanita, dan anjing hitam.’ Aku bertanya, ‘Wahai Abu Dzarr, apa perbedaan anjing hitam dari anjing merah dan kuning? Dia menjawab, ‘Aku pernah pula menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. sebagaimana kamu menanyakannya kepadaku, maka jawab beliau, ‘Anjing hitam itu setan‘.” (HR. Muslim)
5. Membuka aurat secara sengaja, karena menutup urat merupakan syarat sah shalat.
6. Membelakangi kiblat, karena membelakangi kiblat merupkan syarat sah shalat juga
7.Adanya Najis pada diri orang yang sholat, sementara itu dia mengetahuinya tapi dia tidak langsung membersihkannya.
8. Meninggalkan dengan sengaja rukun-rukun shalat atau salah satu syaratnya ( tanpa udzur )
9. Banyak melakukan gerakan yang bukan termasuk gerakan shalat tanpa udzur atau dalam keadaan darurat, seperti makan dan minum dengan sengaja.
10. Bersandar tanpa udzur yang syar’I, karena berdiri dalam sholat merupakan rukun sholat yang utama ( kecuali orang yang sakit karena dia memiliki udzur )
11. Menambah gerakan-gerakan yang sengaja dalam shalat seperti ruku dan sujud, karena yang demikian dapat merusak rukun shalat dan merupakan perbuatan yang bid’ah berdasarkan ijma’.
12. Tertib dan tidak membolak-balikan rukun-rukun sholat.
13. Salam sebelum waktunya dengan sengaja.
14. Mengubah makna dengan bacaan yang berbeda, yakni mengubah surah al-Fatihah karena dia merupakan rukun sholat.
Kesimpulan:
Shalat harus dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Banyak hal yang bisa membatalkan shalat, seperti hilangnya wudhu, tertawa, berbicara sengaja, membuka aurat, membelakangi kiblat, ada najis, gerakan berlebihan, dan mengubah bacaan. Memahami pembatal sholat penting agar ibadah diterima Allah.
Semoga dengan artikel ini ibadah shalat kita semakin sempurna untuk diterima Allah subhana wata’ala dan pahalanya dilipatgandakan. Amin.