Keutamaan Bersedekah di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan keutamaan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain menjalankan ibadah puasa, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya adalah bersedekah. Bersedekah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan tersendiri yang tidak hanya membawa pahala yang berlipat, tetapi juga mendatangkan berbagai manfaat, baik bagi penerima maupun pemberi.
Keutamaan Bersedekah di Bulan Ramadhan
Pahala Dilipatgandakan Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah di bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan sedekah di bulan-bulan lainnya." Pahala bersedekah di bulan ini dilipatgandakan karena Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan ampunan. Setiap amal kebaikan, termasuk sedekah, akan mendapatkan ganjaran yang jauh lebih besar daripada bulan lainnya.
Mendekatkan Diri kepada Allah Bersedekah merupakan bentuk ibadah yang sangat dianjurkan karena membantu sesama, terutama mereka yang membutuhkan. Di bulan Ramadhan, bersedekah menjadi salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menunjukkan rasa syukur atas rezeki yang diberikan.
Membersihkan Harta dan Jiwa Sedekah tidak hanya membersihkan harta dari hak orang lain, tetapi juga membersihkan jiwa dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan. Dengan bersedekah, kita diajarkan untuk berbagi dan merasakan kebahagiaan membantu orang lain, terutama di bulan yang penuh dengan keberkahan ini.
Mendapatkan Syafaat di Hari Kiamat Salah satu keutamaan bersedekah adalah mendapatkan syafaat di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda: "Naungan bagi orang yang bersedekah pada hari kiamat adalah sedekahnya." (HR. Ahmad). Hal ini menunjukkan bahwa sedekah yang kita berikan di dunia, termasuk di bulan Ramadhan, akan menjadi pelindung di hari kiamat nanti.
Menghapus Dosa Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi). Bersedekah di bulan Ramadhan menjadi salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa kita dan mendekatkan diri pada ampunan Allah SWT.
Rekomendasi :

Bahaya Namimah
Ditulis oleh Ahmad Naufal Mubarak pada 2025-10-18
Di era sekarang dengan majunya teknologi yang pesat, dengan kemudahan memperoleh berbagai informasi. Rawan sekali bagi seorang muslim terjatuh kepada perbuatan yang hina dan tidak bermanfaat. Ada satu dosa yang bisa dianggap cukup serius dalam agama yang secara tidak sadar banyak seorang mukmin yang melakukannya. Apa itu? dosa itu adalah namimah. Apa itu namimah? Namimah adalah kita membuat seseorang bertengkar dengan orang lain. Tapi, apakah bahayanya dari namimah itu? Apa yang bisa membuat kita terjerumus dalam dosa besar?
Nah, namimah itu adalah suatu perkara besar dalam islam, tapi selalu saja dianggap suatu perkara yang kecil di mata orang lain. banyak sekali diantara kita melakukan perkara tersebut, tapi secara tidak sadar, kita telah melakukan suatu perkara yang besar dalam islam.
Perkara yang besar yang dimaksud bukan dalam hal kebaikan, tapi dalam hal keburukan. Perbuatan namimah dapat mengantarkan kita kepada dosa yang lebih besar seperti memutuskan tali silaturahmi, saling membunuh, dan lain-lain.
Banyak sekali mudharatnya. Kita tidak sadar kalau dosa-dosa besar akan menyusul. Kita tidak pernah berpikir kalau akan mendatangkan dampak yang lebih besar kedepannya. Namimah dapat mengubah hidup seseorang sampai 360 derajat dari kehidupan sebelumnya.
Ingat kawan-kawan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda pernah mendatangi dua kuburan. Yang di mana dua penghuni kuburan tersebut sedang di adzab oleh Allah Ta’ala. Mereka diadzab bukan karena suatu perkara kecil, melainkan perkara besar.
إنَّهُما لَيُعَذَّبَانِ، وما يُعَذَّبَانِ في كَبِيرٍ، أمَّا أحَدُهُما فَكانَ لا يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِ، وأَمَّا الآخَرُ فَكانَ يَمْشِي بالنَّمِيمَةِ، ثُمَّ أخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً، فَشَقَّهَا بنِصْفَيْنِ، ثُمَّ غَرَزَ في كُلِّ قَبْرٍ واحِدَةً، فَقالوا: يا رَسولَ اللَّهِ، لِمَ صَنَعْتَ هذا؟ فَقَالَ: لَعَلَّهُ أنْ يُخَفَّفَ عنْهما ما لَمْ يَيْبَسَا
“Sesungguhnya kedua penghuninya sedang disiksa, dan mereka tidak disiksa karena dosa besar (menurut pandangan manusia). Adapun salah satunya tidak menjaga diri dari air kencingnya, dan yang lainnya suka berjalan menyebarkan namimah (adu domba).’ Kemudian beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah, lalu membelahnya menjadi dua bagian, kemudian menancapkan satu bagian di setiap kuburan. Mereka (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan ini?’ Beliau bersabda, ‘Semoga siksaan keduanya diringankan selama pelepah kurma ini belum kering.‘” (HR. Bukhari no. 218 dan Muslim no. 292)
Selain menjadi siksa kubur, namimah juga dapat menjadi sebab dimasukkannya ke neraka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ
“Tidaklah masuk surga orang-orang yang gemar mengadu domba di antara manusia.” (HR. Bukhari no. 6056 dan Muslim no. 105, teks hadis ini adalah riwayat Muslim)
Nah, perlu kita ingat kawan-kawan, Rasulullah shallallau alaihi wasallam itu tidak pernah mengadu domba(namimah). Kita harus mengikuti teladan Rasulullah shallallau alaihi wasallam yang di mana beliau rutin mendamaikan seseorang yang sedang berselisih bukan mengadu domba.
Siapa yang tidak ingin menjadi manusia yang paling mulia seperti Rasulullah shallallau alaihi wasallam? Pasti semua orang menginginkannya. Walaupun kita tidak bisa seutuhnya menjadi pribadi seperti Rasulullah shallallau alaihi wasallam, tapi kita bisa mencontohi apa yang bisa kita lakukan untuk mencontohinya. Rasulullah shallallau alaihi wasallam pasti menyukai orang yang ingin mengikutinya. Jadi, kita harus mencontohi apa yang Rasulullah shallallau alaihi wasallam lakukan. Beliau bersabda,
ألا أخبرُكم بأفضلِ من درجةِ الصيامِ والصلاةِ والصدقةِ؟ قالوا: بلى، قال: إصلاحُ ذاتِ البينِ، وفسادُ ذاتِ البينِ الحالِقةُ
“Maukah kalian aku kabarkan tentang sesuatu yang lebih baik daripada derajat puasa, salat, dan sedekah?’ Mereka menjawab, ‘Tentu.’ Beliau bersabda, ‘Mendamaikan perselisihan di antara manusia, dan merusak hubungan di antara manusia adalah penghancur (pahala).” (HR. Abu Dawud no. 4919 dan disahihkan oleh Syekh Al-Albani dalam kitab Shahih Abi Dawud)
Penutup
Mari kita mensucikan hati kita dari namimah. Lebih waspada dalam menggunakan media social dan tidak bermudah-mudahan dalam berkomentar jika kita belum tau informasinya secara detail. Terlebih jika perbuatan tersebut dapat menyebabkan permusuhan di antara kaum muslimin.
Biasanya manusia menganggap remeh perbuatan namimah, hanya karena ucapan atau ketikan jari kita yang bahkan kurang dari 1 menit tanpa terasa akan membebani kita di dunia maupun di akhirat nanti.
Semoga Allah subhana wataala selalu memberi kita kesehatan dalam menuntut ilmu sehingga dapat menjahui perkara-perkara yang biasanya dianggap remeh oleh orang-orang, tapi besar di hadapan Allah subhana wataala. Aaamiinn

Pembatal-Pembatal Shalat
Ditulis oleh Muh. Rafay Maher Rohail pada 2025-05-10
Alhamdulillah kembali lagi kita memuji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala dialah satu-satunya tuhan yang patut kita sembah. Dialah tuan dari semua raja-raja dimuka bumi ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallahu alahi wasallam, dialah nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju terangnya zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Banyak umat muslim didunia ini yang masih kurang pemahamannya tentang apa-apa saja pembatal-pembatal shalat itu, tidak mengatahui apa-apa saja pembatalnya. Karena sahnya shalat itu sangat penting dalam kehidupan kita, bisa jadi shalat kita tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Sebab ketidak tahunya pembatal-pembatalnya, maka dari itu mari kita bahas apa-apa saja pembatal tersebut?
1. Apa saja yang membatalkan thaharah itu membatalkan sholat. Karena thaharah merupakan syarat sah sholat.
2. Tertawa dengan suara, yang dimaksud di sini tertawa terbahak-bahak, karena merupakan kesepakatan para ulama.
3. Berbicara dengan sengaja untuk selain masalah-masalah shalat,
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ ٢٣٨
Artinya:
“Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā. Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.”
4. Lewatnya wanita dewasa atau anjing hitam dan keledai ditempat area sujud, Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَإِنَّهُ يَسْتُرُهُ إِذَا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِنَّهُ يَقْطَعُ صَلَاتَهُ الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ قُلْتُ يَا أَبَا ذَرٍّ مَا بَالُ الْكَلْبِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَحْمَرِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَصْفَرِ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ. (رواه مسلم)
Artinya:
Dari Abu Dzarr dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian hendak shalat, sebaiknya kamu membuat sutrah (penghalang) di hadapannya yang berbentuk seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, apabila di hadapannya tidak ada sutrah seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, maka shalatnya akan terputus oleh keledai, wanita, dan anjing hitam.’ Aku bertanya, ‘Wahai Abu Dzarr, apa perbedaan anjing hitam dari anjing merah dan kuning? Dia menjawab, ‘Aku pernah pula menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. sebagaimana kamu menanyakannya kepadaku, maka jawab beliau, ‘Anjing hitam itu setan‘.” (HR. Muslim)
5. Membuka aurat secara sengaja, karena menutup urat merupakan syarat sah shalat.
6. Membelakangi kiblat, karena membelakangi kiblat merupkan syarat sah shalat juga
7.Adanya Najis pada diri orang yang sholat, sementara itu dia mengetahuinya tapi dia tidak langsung membersihkannya.
8. Meninggalkan dengan sengaja rukun-rukun shalat atau salah satu syaratnya ( tanpa udzur )
9. Banyak melakukan gerakan yang bukan termasuk gerakan shalat tanpa udzur atau dalam keadaan darurat, seperti makan dan minum dengan sengaja.
10. Bersandar tanpa udzur yang syar’I, karena berdiri dalam sholat merupakan rukun sholat yang utama ( kecuali orang yang sakit karena dia memiliki udzur )
11. Menambah gerakan-gerakan yang sengaja dalam shalat seperti ruku dan sujud, karena yang demikian dapat merusak rukun shalat dan merupakan perbuatan yang bid’ah berdasarkan ijma’.
12. Tertib dan tidak membolak-balikan rukun-rukun sholat.
13. Salam sebelum waktunya dengan sengaja.
14. Mengubah makna dengan bacaan yang berbeda, yakni mengubah surah al-Fatihah karena dia merupakan rukun sholat.
Kesimpulan:
Shalat harus dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Banyak hal yang bisa membatalkan shalat, seperti hilangnya wudhu, tertawa, berbicara sengaja, membuka aurat, membelakangi kiblat, ada najis, gerakan berlebihan, dan mengubah bacaan. Memahami pembatal sholat penting agar ibadah diterima Allah.
Semoga dengan artikel ini ibadah shalat kita semakin sempurna untuk diterima Allah subhana wata’ala dan pahalanya dilipatgandakan. Amin.






















































