Dari Lidah Hingga Hati

Alhamdulillah, kembali lagi kita memuji Allah subhanahu wata’ala. Yang di mana Allah Subhanahu wata’ala memberikan kita begitu banyak kenikmatannya hingga pada hari ini kita masih diberikan waktu untuk bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada baginda kita yaitu nabiyullah Muhammad shallalahu alaihi wasallam, nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah seperti yang kita rasakan seperti saat ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, lisan adalah salah satu anggota tubuh yang paling sering digunakan. Dengan lisan, manusia bisa berkomunikasi, menyampaikan pendapat, dan berinteraksi sosial. Namun di balik manfaatnya yang besar, lisan juga bisa menjadi sumber bencana jika tidak dijaga dengan baik.
Pandangan Islam Tentang Lisan
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa kualitas keimanan seseorang tercermin dari bagaimana ia menggunakan lisannya. Seorang Muslim sejati tidak akan berkata kecuali yang baik, bermanfaat, atau memilih diam jika perkataannya dapat menimbulkan dosa atau mudarat.
Bahaya Lisan yang Tidak Dijaga
Ada banyak dosa yang bersumber dari lisan, di antaranya:
Ghibah (menggunjing): Membicarakan keburukan orang lain di belakangnya.
Namimah (adu domba)
: Menyampaikan informasi untuk menimbulkan permusuhan.
Fitnah
: Menyebarkan informasi palsu yang merugikan orang lain.
Ucapan kasar dan menyakitkan
: Bisa melukai hati dan memutus tali silaturahmi.
Sumpah palsu
: Menggunakan nama Allah untuk kepentingan pribadi yang batil.
Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala memperingatkan:
"Tidak ada suatu kata pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaf: 18)
Ini adalah bukti bahwa setiap ucapan kita akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Keutamaan Menjaga Lisan
Menjaga lisan bukan hanya menghindari dosa, tetapi juga bentuk ketaatan dan penguatan iman. Di antara keutamaannya:
Dicintai Allah dan Rasul-Nya.
Menghindari konflik dan permusuhan.
Mendapatkan pahala besar dari ucapan yang baik dan penuh hikmah.
Menjadi ciri orang bertakwa.
Bahkan dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang diridhai Allah tanpa ia sadari, lalu Allah mengangkat derajatnya beberapa tingkat karena kalimat itu." (HR. Bukhari)
Cara Menjaga Lisan
Berikut beberapa cara agar kita bisa menjaga lisan:
Berpikir sebelum berbicara.
Tanyakan pada diri sendiri: apakah ucapan ini bermanfaat?
Perbanyak dzikir dan bacaan Al-Qur’an.
Daripada berbicara sia-sia, gunakan lisan untuk mengingat Allah.
Hindari debat dan perdebatan yang tidak perlu.
Bersahabat dengan orang-orang yang menjaga lisannya.
Berdoa agar diberi kekuatan untuk menjaga lisan.
Kesimpulan
Lisan adalah nikmat besar dari Allah Ta’ala, namun juga amanah besar yang harus dijaga. Satu kata bisa menjadi pahala besar, tapi juga bisa menjadi sebab kehancuran. Karena itu, marilah kita menjaga lisan sebagaimana kita menjaga iman. Berkata baik atau diam itulah sikap orang yang benar-benar bertakwa.
Rekomendasi :

Pembatal-Pembatal Shalat
Ditulis oleh Muh. Rafay Maher Rohail pada 2025-05-10
Alhamdulillah kembali lagi kita memuji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala dialah satu-satunya tuhan yang patut kita sembah. Dialah tuan dari semua raja-raja dimuka bumi ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallahu alahi wasallam, dialah nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju terangnya zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Banyak umat muslim didunia ini yang masih kurang pemahamannya tentang apa-apa saja pembatal-pembatal shalat itu, tidak mengatahui apa-apa saja pembatalnya. Karena sahnya shalat itu sangat penting dalam kehidupan kita, bisa jadi shalat kita tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Sebab ketidak tahunya pembatal-pembatalnya, maka dari itu mari kita bahas apa-apa saja pembatal tersebut?
1. Apa saja yang membatalkan thaharah itu membatalkan sholat. Karena thaharah merupakan syarat sah sholat.
2. Tertawa dengan suara, yang dimaksud di sini tertawa terbahak-bahak, karena merupakan kesepakatan para ulama.
3. Berbicara dengan sengaja untuk selain masalah-masalah shalat,
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ ٢٣٨
Artinya:
“Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā. Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.”
4. Lewatnya wanita dewasa atau anjing hitam dan keledai ditempat area sujud, Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَإِنَّهُ يَسْتُرُهُ إِذَا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِنَّهُ يَقْطَعُ صَلَاتَهُ الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ قُلْتُ يَا أَبَا ذَرٍّ مَا بَالُ الْكَلْبِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَحْمَرِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَصْفَرِ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ. (رواه مسلم)
Artinya:
Dari Abu Dzarr dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian hendak shalat, sebaiknya kamu membuat sutrah (penghalang) di hadapannya yang berbentuk seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, apabila di hadapannya tidak ada sutrah seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, maka shalatnya akan terputus oleh keledai, wanita, dan anjing hitam.’ Aku bertanya, ‘Wahai Abu Dzarr, apa perbedaan anjing hitam dari anjing merah dan kuning? Dia menjawab, ‘Aku pernah pula menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. sebagaimana kamu menanyakannya kepadaku, maka jawab beliau, ‘Anjing hitam itu setan‘.” (HR. Muslim)
5. Membuka aurat secara sengaja, karena menutup urat merupakan syarat sah shalat.
6. Membelakangi kiblat, karena membelakangi kiblat merupkan syarat sah shalat juga
7.Adanya Najis pada diri orang yang sholat, sementara itu dia mengetahuinya tapi dia tidak langsung membersihkannya.
8. Meninggalkan dengan sengaja rukun-rukun shalat atau salah satu syaratnya ( tanpa udzur )
9. Banyak melakukan gerakan yang bukan termasuk gerakan shalat tanpa udzur atau dalam keadaan darurat, seperti makan dan minum dengan sengaja.
10. Bersandar tanpa udzur yang syar’I, karena berdiri dalam sholat merupakan rukun sholat yang utama ( kecuali orang yang sakit karena dia memiliki udzur )
11. Menambah gerakan-gerakan yang sengaja dalam shalat seperti ruku dan sujud, karena yang demikian dapat merusak rukun shalat dan merupakan perbuatan yang bid’ah berdasarkan ijma’.
12. Tertib dan tidak membolak-balikan rukun-rukun sholat.
13. Salam sebelum waktunya dengan sengaja.
14. Mengubah makna dengan bacaan yang berbeda, yakni mengubah surah al-Fatihah karena dia merupakan rukun sholat.
Kesimpulan:
Shalat harus dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Banyak hal yang bisa membatalkan shalat, seperti hilangnya wudhu, tertawa, berbicara sengaja, membuka aurat, membelakangi kiblat, ada najis, gerakan berlebihan, dan mengubah bacaan. Memahami pembatal sholat penting agar ibadah diterima Allah.
Semoga dengan artikel ini ibadah shalat kita semakin sempurna untuk diterima Allah subhana wata’ala dan pahalanya dilipatgandakan. Amin.