Siapa Kita Tanpa Mereka? Mengapa Kedudukan Orang Tua Tak Akan Pernah Tergantikan

Setiap manusia lahir dari hangatnya pelukan dua sosok yang paling berjasa, seorang Ayah dan Ibu. Dari mereka lah biidznillah kita belajar berjalan, berbicara, bahkan belajar sesuatu yang sederhana, yakni kebahagiaan. Mereka rela menahan lelah, sakit, lapar, bahkan rela menahan air mata. Mereka rela menahan semua hanya untuk melihat kita bahagia. Semua demi melihat senyum di wajah-wajah kita. Maka jika sekarang kita masih bisa menatap wajah-wajah mereka, ketahuilah, bahwa itu adalah nikmat yang sangat besar yang tidak bisa kita tukar dengan apa pun yang ada di dunia ini.
“Kalau bukan melalui mereka, kita tidak akan ada di dunia ini”
Allah Ta’ala berfirman:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu." [QS. Luqman: 14]
Ayat ini bukan sekedaar perintah, tapi juga pengingat.
Dibalik setiap nafas yang kita hembuskan hari ini, ada perjuangan ibu yang pernah bersusah payah mengandung kita. Bayangkan, ibu kita mengandung sembilan bulan lamanya. Tidak ada manusia yang bisa sekuat ibu. Walaupun yang kita ketahui laki-laki lebih kuat daripada perempuan, tapi sosok ibu adalah perempuan terkuat yang pernah menduduki bumi ini. Dia rela kesakitan selama sembilan bulan hanya untuk melihat senyum kita pada hari ini.
Dan ada juga perjuangan sang ayah yang rela kerja siang-malam hanya untuk mendapatkan sesuap nasi untuk dimakan barsama. Ngapain kita durhaka?
“Durhaka itu nggak keren, nggak hebat, dan nggak akan bahagia.”
Ngapain kita durhaka? Durhaka nggak akan membuat kita keren, nggak akan membuat kita hebat, dan nggak akan membuat kita bahagia sama sekali. Kadang kita merasa lebih pintar dan suara orang tua dianggap kuno.
Kita membantah, meninggi, bahkan membiarkan mereka menangis dalam gelapnya malam.
Padahal Rasulullah ﷺ sudah memperingatkan:
“Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar yang paling besar.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Durhaka bukan suatu gerakan meminta kebebasan, tapi tanda hilangnya rasa syukur yang ada dalam diri kita. Kita bisa saja kehilangan keberkahan hidup, rejeki nggak datang-datang, dan doa yang kita panjatkan tidak terkabul. Karena ridha Allah subhana wataala tergantung pada ridha kedua orang tua kita.
Ingat kawan-kawan “Mereka nggak meminta balasan, cuma butuh kebahagiaan”
Orang tua kita tidak meminta balasan atas yang pernah mereka korbankan, bahkan sepersen pun mereka tidak akan meminta imbalannya. Mereka tidak ingin meminta harta kalian sebagai balasan atas pengorbanan mereka. Mereka hanya butuh kebahagiaan dari kalian. Hanya butuh menjadi keluarga harmonis yang diinginkan seluruh manusia yang ada di dunia ini. Mereka tidak meminta balasan materi. Mereka hanya perlu sesuatu yang sangat sederhana tapi harganya sangat mahal, yakni kebahagiaan.
Kadang mereka cuma ingin kamu selalu pulang dalam pangkuan mereka yang hangat sambil berkata, “makasih ya ayah, ibu.” Sesederhana itu balasan yang diinginkan orang tua kita. Lebih sederhana dari pada lembaran kertas yang dipakai untuk jual-beli. Sangat sederhana.
Jadi, mengapa banyak orang yang durhaka kepada orang tuanya? Mengapa sangat banyak di antara kita yang masih membentak orang tua kita? Apa hanya karena keinginan kita tidak sejalan dengan keinginan orang tua kita? Apa hanya karena kemauan kita tidak dituruti?
Ingat kawan-kawan, waktu kita masih kecil banyak diantara kita yang selalu menyuruh ini dan itu atau minta ini itu kepada orang tua, padahal permintaan itu menurut kita sederhana, tapi sebenarnya berat bagi orang tua kita. Tapi, apakah mereka menolaknya mentah-mentah? Tentu tidak! Mereka biasanya membuat alasan kalau permintaan kita tidak dipenuhi. Bukan karena mereka tidak mau, tapi mereka belum sanggup dalam memenuhi permintaan kita.
Mereka selalu ingin memenuhi keinginan kita. Demi melihat senyum manis di wajah kita. Mereka bukan menolak tapi menunda sampai mereka mampu memenuhi keinginan kita. Lalu, untuk apa kita durhaka? Nggak ada gunanya sama sekali. Hanya buang-buang tenaga saja.
Penutup
Di dunia yang yang ramai ini, banyak orang melupakan sesuatu yang sangat penting. Melupakan siapa yang dulu menggenggam tangannya pertama kali. Siapa yang pertama kali mengulurkan tangannya saat kita terjatuh di lubang yang dalam. Siapa yang pertama kali menjadi tempat ternyaman dalam mencurahkan seluruh isi hati. Siapa yang menjadi rumah terhangat yang diinginkan seluruh umat manusia.
Kalau hari ini kita sedang marah, kecewa, atau merasa tak sejalan dengan mereka, tarik lah napas, tenangkan diri, dan ingat satu hal
“Nggak ada orang tua yang sempurna, tapi tak ada juga cinta yang lebih tulus dari cinta mereka setelah Allah dan Rasul-Nya.”
Jadi… kalau mereka rela berkorban segalanya hanya untuk kita, ngapain durhaka?
Rekomendasi :

Bahaya Namimah
Ditulis oleh Ahmad Naufal Mubarak pada 2025-10-18
Di era sekarang dengan majunya teknologi yang pesat, dengan kemudahan memperoleh berbagai informasi. Rawan sekali bagi seorang muslim terjatuh kepada perbuatan yang hina dan tidak bermanfaat. Ada satu dosa yang bisa dianggap cukup serius dalam agama yang secara tidak sadar banyak seorang mukmin yang melakukannya. Apa itu? dosa itu adalah namimah. Apa itu namimah? Namimah adalah kita membuat seseorang bertengkar dengan orang lain. Tapi, apakah bahayanya dari namimah itu? Apa yang bisa membuat kita terjerumus dalam dosa besar?
Nah, namimah itu adalah suatu perkara besar dalam islam, tapi selalu saja dianggap suatu perkara yang kecil di mata orang lain. banyak sekali diantara kita melakukan perkara tersebut, tapi secara tidak sadar, kita telah melakukan suatu perkara yang besar dalam islam.
Perkara yang besar yang dimaksud bukan dalam hal kebaikan, tapi dalam hal keburukan. Perbuatan namimah dapat mengantarkan kita kepada dosa yang lebih besar seperti memutuskan tali silaturahmi, saling membunuh, dan lain-lain.
Banyak sekali mudharatnya. Kita tidak sadar kalau dosa-dosa besar akan menyusul. Kita tidak pernah berpikir kalau akan mendatangkan dampak yang lebih besar kedepannya. Namimah dapat mengubah hidup seseorang sampai 360 derajat dari kehidupan sebelumnya.
Ingat kawan-kawan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda pernah mendatangi dua kuburan. Yang di mana dua penghuni kuburan tersebut sedang di adzab oleh Allah Ta’ala. Mereka diadzab bukan karena suatu perkara kecil, melainkan perkara besar.
إنَّهُما لَيُعَذَّبَانِ، وما يُعَذَّبَانِ في كَبِيرٍ، أمَّا أحَدُهُما فَكانَ لا يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِ، وأَمَّا الآخَرُ فَكانَ يَمْشِي بالنَّمِيمَةِ، ثُمَّ أخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً، فَشَقَّهَا بنِصْفَيْنِ، ثُمَّ غَرَزَ في كُلِّ قَبْرٍ واحِدَةً، فَقالوا: يا رَسولَ اللَّهِ، لِمَ صَنَعْتَ هذا؟ فَقَالَ: لَعَلَّهُ أنْ يُخَفَّفَ عنْهما ما لَمْ يَيْبَسَا
“Sesungguhnya kedua penghuninya sedang disiksa, dan mereka tidak disiksa karena dosa besar (menurut pandangan manusia). Adapun salah satunya tidak menjaga diri dari air kencingnya, dan yang lainnya suka berjalan menyebarkan namimah (adu domba).’ Kemudian beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah, lalu membelahnya menjadi dua bagian, kemudian menancapkan satu bagian di setiap kuburan. Mereka (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan ini?’ Beliau bersabda, ‘Semoga siksaan keduanya diringankan selama pelepah kurma ini belum kering.‘” (HR. Bukhari no. 218 dan Muslim no. 292)
Selain menjadi siksa kubur, namimah juga dapat menjadi sebab dimasukkannya ke neraka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ
“Tidaklah masuk surga orang-orang yang gemar mengadu domba di antara manusia.” (HR. Bukhari no. 6056 dan Muslim no. 105, teks hadis ini adalah riwayat Muslim)
Nah, perlu kita ingat kawan-kawan, Rasulullah shallallau alaihi wasallam itu tidak pernah mengadu domba(namimah). Kita harus mengikuti teladan Rasulullah shallallau alaihi wasallam yang di mana beliau rutin mendamaikan seseorang yang sedang berselisih bukan mengadu domba.
Siapa yang tidak ingin menjadi manusia yang paling mulia seperti Rasulullah shallallau alaihi wasallam? Pasti semua orang menginginkannya. Walaupun kita tidak bisa seutuhnya menjadi pribadi seperti Rasulullah shallallau alaihi wasallam, tapi kita bisa mencontohi apa yang bisa kita lakukan untuk mencontohinya. Rasulullah shallallau alaihi wasallam pasti menyukai orang yang ingin mengikutinya. Jadi, kita harus mencontohi apa yang Rasulullah shallallau alaihi wasallam lakukan. Beliau bersabda,
ألا أخبرُكم بأفضلِ من درجةِ الصيامِ والصلاةِ والصدقةِ؟ قالوا: بلى، قال: إصلاحُ ذاتِ البينِ، وفسادُ ذاتِ البينِ الحالِقةُ
“Maukah kalian aku kabarkan tentang sesuatu yang lebih baik daripada derajat puasa, salat, dan sedekah?’ Mereka menjawab, ‘Tentu.’ Beliau bersabda, ‘Mendamaikan perselisihan di antara manusia, dan merusak hubungan di antara manusia adalah penghancur (pahala).” (HR. Abu Dawud no. 4919 dan disahihkan oleh Syekh Al-Albani dalam kitab Shahih Abi Dawud)
Penutup
Mari kita mensucikan hati kita dari namimah. Lebih waspada dalam menggunakan media social dan tidak bermudah-mudahan dalam berkomentar jika kita belum tau informasinya secara detail. Terlebih jika perbuatan tersebut dapat menyebabkan permusuhan di antara kaum muslimin.
Biasanya manusia menganggap remeh perbuatan namimah, hanya karena ucapan atau ketikan jari kita yang bahkan kurang dari 1 menit tanpa terasa akan membebani kita di dunia maupun di akhirat nanti.
Semoga Allah subhana wataala selalu memberi kita kesehatan dalam menuntut ilmu sehingga dapat menjahui perkara-perkara yang biasanya dianggap remeh oleh orang-orang, tapi besar di hadapan Allah subhana wataala. Aaamiinn

Pembatal-Pembatal Shalat
Ditulis oleh Muh. Rafay Maher Rohail pada 2025-05-10
Alhamdulillah kembali lagi kita memuji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena Allah subhanahu wata’ala dialah satu-satunya tuhan yang patut kita sembah. Dialah tuan dari semua raja-raja dimuka bumi ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallahu alahi wasallam, dialah nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju terangnya zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Banyak umat muslim didunia ini yang masih kurang pemahamannya tentang apa-apa saja pembatal-pembatal shalat itu, tidak mengatahui apa-apa saja pembatalnya. Karena sahnya shalat itu sangat penting dalam kehidupan kita, bisa jadi shalat kita tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Sebab ketidak tahunya pembatal-pembatalnya, maka dari itu mari kita bahas apa-apa saja pembatal tersebut?
1. Apa saja yang membatalkan thaharah itu membatalkan sholat. Karena thaharah merupakan syarat sah sholat.
2. Tertawa dengan suara, yang dimaksud di sini tertawa terbahak-bahak, karena merupakan kesepakatan para ulama.
3. Berbicara dengan sengaja untuk selain masalah-masalah shalat,
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ ٢٣٨
Artinya:
“Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā. Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk.”
4. Lewatnya wanita dewasa atau anjing hitam dan keledai ditempat area sujud, Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَإِنَّهُ يَسْتُرُهُ إِذَا كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ آخِرَةِ الرَّحْلِ فَإِنَّهُ يَقْطَعُ صَلَاتَهُ الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ قُلْتُ يَا أَبَا ذَرٍّ مَا بَالُ الْكَلْبِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَحْمَرِ مِنْ الْكَلْبِ الْأَصْفَرِ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ. (رواه مسلم)
Artinya:
Dari Abu Dzarr dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian hendak shalat, sebaiknya kamu membuat sutrah (penghalang) di hadapannya yang berbentuk seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, apabila di hadapannya tidak ada sutrah seperti kayu yang diletakkan diatas hewan tunggangan, maka shalatnya akan terputus oleh keledai, wanita, dan anjing hitam.’ Aku bertanya, ‘Wahai Abu Dzarr, apa perbedaan anjing hitam dari anjing merah dan kuning? Dia menjawab, ‘Aku pernah pula menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. sebagaimana kamu menanyakannya kepadaku, maka jawab beliau, ‘Anjing hitam itu setan‘.” (HR. Muslim)
5. Membuka aurat secara sengaja, karena menutup urat merupakan syarat sah shalat.
6. Membelakangi kiblat, karena membelakangi kiblat merupkan syarat sah shalat juga
7.Adanya Najis pada diri orang yang sholat, sementara itu dia mengetahuinya tapi dia tidak langsung membersihkannya.
8. Meninggalkan dengan sengaja rukun-rukun shalat atau salah satu syaratnya ( tanpa udzur )
9. Banyak melakukan gerakan yang bukan termasuk gerakan shalat tanpa udzur atau dalam keadaan darurat, seperti makan dan minum dengan sengaja.
10. Bersandar tanpa udzur yang syar’I, karena berdiri dalam sholat merupakan rukun sholat yang utama ( kecuali orang yang sakit karena dia memiliki udzur )
11. Menambah gerakan-gerakan yang sengaja dalam shalat seperti ruku dan sujud, karena yang demikian dapat merusak rukun shalat dan merupakan perbuatan yang bid’ah berdasarkan ijma’.
12. Tertib dan tidak membolak-balikan rukun-rukun sholat.
13. Salam sebelum waktunya dengan sengaja.
14. Mengubah makna dengan bacaan yang berbeda, yakni mengubah surah al-Fatihah karena dia merupakan rukun sholat.
Kesimpulan:
Shalat harus dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Banyak hal yang bisa membatalkan shalat, seperti hilangnya wudhu, tertawa, berbicara sengaja, membuka aurat, membelakangi kiblat, ada najis, gerakan berlebihan, dan mengubah bacaan. Memahami pembatal sholat penting agar ibadah diterima Allah.
Semoga dengan artikel ini ibadah shalat kita semakin sempurna untuk diterima Allah subhana wata’ala dan pahalanya dilipatgandakan. Amin.



















































